Bercerita Singkat - Dia! | Bagian 1


Dia!

Riska Dwi Saputri. Sesuai namanya, dia wanita (saputri) serta anak kedua (dwi) sekaligus terakhir dari ayah dan ibu nya.

Titik Nol Garis Bilangan

Cerita mempertemukan ku dengan nya untuk pertama kalinya pada satu kegiatan volunteering ketika kami sedang menjalani perkuliahan tingkat dua. Aku dan dia berada di satu kampus yang sama, kampus terbesar kedua di kota ku.

Aku tak begitu ingat kata pertama yang ia ucap pada ku ketika itu, yang ku ingat hanya tegap nya dengan ekspresi penuh tegas, yang menghujam ku bak intimidasi tingkat empat kepada junior tingkat dua. Seakan aktris yang sangat mendalami peran, aku bahkan mengira bahwa dia memang senior tingkat tiga atau mungkin empat.

Setelah saat itu, beberapa kali aku mencoba menelusuri tentang dia. Beruntungnya di zaman ku telah ada dunia baru dengan nama maya, mencari tahu sesuatu tentang orang lain sedikit lebih mudah dibanding zaman orang tua ku dulu.

Walaupun sedikit sulit mencari dia di maya, seakan dia tau aku mencari nya, dia membubuhi nomor dan simbol unik pada nama maya nya. Namun setelah aku menemukan dan tahu beberapa hal tentang nya, lalu 'wusshh', dia hilang dari cerita. Begitu saja.

Cerita mencoba menggoda ku kembali dengan mempertemukan aku dengan dia di kegiatan volunteering yang sama pada tahun berikutnya. Namun dengan keadaan kami yang lebih ekstrem, keadaan yang memaksa secara tidak sengaja kami untuk berkomunikasi lebih sering. Mulai lah penasaran ku kepada nya berubah menjadi rasa yang menginginkan dia menjadi teman bercerita ku.

Namun kembali cerita tak bosan menguji ku dengan menghilangkan dia, lagi dan lagi dari cerita ku walau dengan cara yang bisa ku bilang lembut, yang hingga aku pun tak menyadarinya.

Dengan berbagai kejahilan cerita, aku bahkan hampir gila membayangkan kami bisa menjadi teman bercerita suatu saat nanti, entah bagaimana itu bisa terwujud, aku pun tak bisa membayangkan jalannya. 

Memang bukan sepenuhnya salah cerita, karena kegilaan ini terjadi juga karena obsesi ku untuk memiliki teman bercerita seperti dia. Seseorang yang kurasa selaras dengan bagaimana aku berpikir, tidak sepenuhnya pastinya.

Dengan banyaknya . . . (Lanjut Bagian 2)

Komentar