Mungkin aku alasan dia di sini, tapi aku belum memiliki alasan untuk dia menetap di perusahaan ini. Menjadikan perusahaan ini masa depan indah bagi dia.
Cerita, kenapa kau buat kondisi begini ada?.
Aku dengan sadar dan mungkin bodoh, berkata pada dia bahwa aku tak keberatan jika dia pindah ke perusahaan yang cerita janjikan, yang lebih bisa memberi pekerjaan dengan posisi yang sangat layak untuk menjalani masa depannya.
Karena aku tak ingin ego ku yang menginginkan dia menjadi teman bercerita ku selamanya, memenjara dia di perusahaan yang mungkin tak membuat dia memiliki prospek yang baik untuk masa depan dia.
Mungkin bahagia ku bisa menutupi segala, namun aku tetap dapat berpikir aku tak ingin salah ku berakibat buruk pada dia, menghancurkan investasi masa depan nya. Setidaknya itulah yang aku pikirkan. Entah itu sepenuhnya benar atau hanya pikiran berlebih ku saja.
Namun saat ini, setelah beberapa bulan dia bekerja di sini. Dengan kesadaran penuh, dengan pikiran berlebihan dan penuh harap, aku sampaikan pada cerita, bahwa aku sangat ingin dia tetap di sini, di perusahaan ini, tetap bersama ku menjadi teman bercerita ku selamanya.
Aku akan sangat berusaha membujuk atasan ku untuk mempromosikan dia menjadi karyawan tetap dengan penghasilan yang dapat menjadikan perusahaan ini masa depan nya.
Cerita, itu lah harap ku. Semoga kita bersepakat untuk itu.
Titik Akhir . . . (Lanjut Bagian 5)
Komentar
Posting Komentar